Menarik Untuk Dibaca

KASUS ALVEOLEKTOMI

LAPORAN KASUS ALVEOLEKTOMI Seorang pasien perempuan berusia tahun datang ke RSGMP dengan keluhan ingin membuat gigi tiruan penuh pada rahang atas dan bawah . Dari pemeriksaan subjektif didapatkan bahwa pasien tidak memiliki kelainan penyakit sistemik dan alergi obat. Pada hari pertama datang, pasien dirujuk ke bagian prosthodonti untuk mem e riksakan apakah pembuatan gigi tiruan bisa dilakukan atau tidak. Pada pemeriksaan intraoral terlihat adanya penonjolan pada tulang tepatnya di ridge alveolar pada regio gigi 43 . Sewaktu di palpasi didapat adanya rasa sakit, runcing dantajam . Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien mempunyai eksostosis pada ridge alveolar pada regio gigi 44 , yang dapat mengganggu pada pembuatan gigi tiruan. BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar  Belakang Seseorang akan menggunakan gigi geligi permanen seumur hidupnya. Namun, gigi dapat hilang karena berbagai faktor penyakit gigi yaitu karies dan penyakit periodontal, atau proses penuaan

Kasus Hubungan Periodontitis Dengan Diabetes Melitus


PEMBAHASAN

Laporan Kasus
Seorang Pasien perempuan berusia 48 tahun datang dengan keluhan gigi depan goyang dan pasien juga sering merasakan mulut kering disertai rasa nyeri pada gigi depan saat pasien merasa suhu tubuhnya meningkat. Pasien memiliki riwayat sistemik diabetes militus dan juga batu ginjal ,dari pemeriksaan klinis didapatkan kegoyahan gigi anterior atas gingiva udem , aroma mulut berbau logam dan oh pasien buruk. Dari pemeriksaan diagnose yang didapatkan yaitu periodontitis disebabkan diabetesmelitus.


DISKUSI
A.    PERIODONTITIS
Periodontitis ialah radang pada jaringan pendukung gigi .Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, Sedangkan periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat dikarenakan infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih berat. Ada banyak faktor yang menjadi pencetus atau yang memperberat periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus (karang gigi), dan faktor sistemik atau kondisi tubuh secara umum. Rusaknya jaringan Periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa. Dari seluruh komplikasi Diabetes Melitus, Periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit dan Diabetes Melitus adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir sekitar 80% pasien Diabetes Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda periodontitis antara lain pasien mengeluh gusinya mudah berdarah,warna gusi menjadi mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi menjadidalam, dan ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas. Menurut teori yang saya dapatkan hal tersebut diakibatkan berkurangnya jumlah air liur, sehingga terjadi penumpukan sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi dan mengakibatkan gusi menjadi infeksi dan mudah berdarah.
Bakteri yang terdapat dalam plak yang bila kondisi kebersihan mulut terabaikan maka akan terjadi inflamasi pada jaringan periodontal sehingga jumlah mikroorganisme dalam mulut akan bertambah yang terutama padajaringan sekitar gigi yang menyebabkan terjadinya periodontitis.Infeksi bakteri dalam mulut dapat menimbulkan abses. Hal tersebut sesuai dengan keadaan yang terjadi pada masyarakat bahwa kebiasaan mereka dalam menyikat gigi dilakukan pada saat bersamaan dengan mandi dan tidak dapat mengukur kondisi kebersihan giginya.
B.     Hubungan periodontitis dengan Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan yang disebabkan karena kekurangan insulin relatif maupun absolut : kurangnya output insulin dari pankreas, atau jaringan disekitarnya yang tidak responsif terhadap insulin. Gejala utama pada Diabetes melitus adalah polydipsia, polyuria, polyphagia, dan kehilangan berat badan yang merupakan akibat karena kekurangan insulin. Insulin memainkan peran penting dalam regulasi metabolisme karbohidrat, protein,dan lemak.
Penyakit periodontal merupakan yang paling sering ditemukan pada pasien dengan diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Rata-rata 75% pasien memiliki penyakit periodontal dengan peningkatan resorpsi tulang alveolar dan perubahan inflamasi gingiva. Diabetes yang terkontrol juga ditemukan insidensi dan penyakit periodontal yang parah.
Periodontitis adalah suatu inflamasi dari jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik atau kelompok mikroorganisme spesifik, yang menyebabkan berkembangnya kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan peningkatan kedalaman saat probing, resesi, atau keduanya.
Diabetes dan periodontitis adalah dua penyakit kronis yang saling berhubungan. Periodontitis merupakan manifestasi klinis dari diabetes. Diabetes merupakan faktor resiko penting periodontitis. The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) III melaporkan bahwa diabetes mempengaruhi 12,5% dari 1293 individu dengan periodontitis dibandingkan dengan 6.3% dari 12178 individu tanpa periodontitis (p= 0.0001).

Gambar 4. Hubungan antara Diabetes Melitus dan Periodontitia. Pg= Porphyromonas gingivalis. LPS = Lipopylosaccharide. IL-Iβ= interleukin-1 beta, TNF-α= Tumor necrosis factor alpha. MMP= matrix metalloproteinase.
Beberapa mekanisme telah diusulkan untuk menjelaskan kerentanan terhadap penyakit periodontal antara pasien dengan DM tidak terkontrol, termasuk perubahan dalam host respon, metabolisme kolagen dan vaskularisasi. Individu dengan DMT2 kurang terkontrol menyajikan respon inflamasi berlebihan terhadap tantangan bakteri periodontitis. Tanggapan hyperinflammatory ditambah dengan gangguan penyembuhan luka dan perbaikan dapat meningkatkan reaksi inflamasi dan kerusakan jaringan periodontal untuk pasien ini. Sang penyelenggara respon inflamasi tampaknya menjadi penentu penting untuk kerentanan terhadap dan keparahan periodontitis pada individu sistemik dikompromikan,  seperti pasien dengan DMT2.
Kondisi inflamasi periodontitis kronis di induksi oleh biofilm patogenik atau plak dental yang menempel pada permukaan gigi. Patogen periodontal klasik adalah bakteri gram negatif seperti Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia, and Treponema denticola. Meskipun bakteri memainkan peran penting dalam penyakit periodontal, faktor host yang beresiko juga dibutuhkan. Proses inflamasi yang terjadi pada periodontitis ditandai dengan infiltrasi leukosit, yang membatasi tingkat invasi bakteri namun secara bersamaan membahayakan jaringan periodontal. Penghancuran ligamen periodontal dan tulang alveolar diperkirakan karena hasil dari gangguan keseimbangan homeostatis antara respon host dengan bakteri yang menyebabkan inflamasi di dekat daerah proksimal tulang. Respon imun host kepada bakteri dan produknya menstimulasi produksi faktor osteoklastogenik oleh sel imun dan sel osteoblas, yang menginduksi kehilangan tulang. Beberapa penelitian melaporkan bahwa individu dengan periodontitis mengalami peningkatan level interleukin-1 (IL-1), Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α), dan interleukin-6 (IL-6) pada cairan gingiva dan cairan klefikular di sulcus gingiva. Delesi genetik dan inhibisi spesifik dari sitokin ditemukan menurunkan progresif dari penyakit periodontal. Dengan demikian periodontitis adalah penyakit kompleks, yang memiliki beberapa faktor penyebab yang memainkan peran simultan dan interaktif. Kehilangan tulang disebabkan oleh pembentukan biofilm bakteri , kemampuan bakteri dan produknya untuk menembus barrier epitel ke jaringan penghubung, respon host, dan faktor lingkungan seperti stress dan adanya penyakit sistemik seperti diabetes.
Diabetes juga dapat menyebabkan ketoasidosis, dimana tubuh menggunakan lemak bukan glukosa akibat terlalu sedikit insulin dalam darah, atau jika resistensi insulin terlalu tinggi . Hal ini menyebabkan molekul asam yang dikenal sebagai keton untuk membentuk sebagai produk limbah. Limbah keton dapat diekskresikan pada nafas, menyebabkan nafas dan bau mulut untuk memiliki aroma yang mirip dengan buah pir atau aseton.
Langkah pertama perawatan pasien dental dengan DM adalah menentukan tipe DM yang diderita, metode perawatan (diet, oral hypoglycemic, insulin, kombinasi), tingkat kontrol, dan adanya komplikasi DM. Perlunya untuk konsultasi dengan dokter umum atau internis yang merawat pasien. Presedur bedah oral dan dentoalveolar harus direncanakan dengan hati-hati untuk menurunkan resiko hipoglikemia dan defisiensi nutrisi. Glukometer sangat diperlukan untuk mengecek kadar gula darah. Jika kadar glukosa dibawah 60 mg/dl, modifikasi perawatan spesifik diperlukan, prosedur dental harus dijadwalkan ulang, dan perlu konsultasi medis. Pasien yang menjalani prosedur bedah oral atau periodontal, pencabutan gigi sederhana, harus diberikan instruksi diet setelah selesai operasi, instruksi ini sesuai dengan instruksi dokter umum dan nutrisionis. Jika terdapat infeksi akut pada pasien DM tidak terkontrol harus diberikan antibiotik dan perlu modifikasi pengobatan yang tepat. Biasanya pada pasien dengan kompromis medis termasuk DM direkomendasikan untuk melakukan perawatan dental pada pagi hari untuk menurunkan stress, namun in tidak selalu tepat pada pasien DM. Umumnya waktu perawatan yang tepat adalah sebelum atau setelah puncak aktivitas insulin. Ini dapat menurunkan resiko reaksi hipoglikemik perioperative,  yang terjadi pada aktivitas puncak insulin.
C.     BATU GINJAL
Batu ginjal adalah batu-batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat pengendapan yang terjadi di urin bergerak turun ke pipa kemih (ureter). Batu ini dapat menyumbat saluran air seni (urethra) dan sewaktu buang air kecil menyebabkan terasa nyeri serta sukar keluar. Kandungan batu ginjal dapat berupa kalsium oksalat dan kalsium pospat atau gabungan keduanya Batu ginjal terbentuk akibat kejenuhan air kemih, gangguan keasaman ginjal, dan menurunnya faktor penghambat pembentukan Kristal pada orang dewasa sehat, pH urin berkisar antara 4,5-8,0 sedangkan pH urin rata-rata adalah 6,0. Air kemih yang bersifat asam memudahkan terbentuknya batu kalsium dan asam urat, sedangkan air kemih yang bersifat basa memudahkan terbentuknya batu sutruvit.
Beragam jenis kelainan tulang dapat dijumpai pada penyakit ginjal kronis. Ini menunjukkan bermacam jenis kelainan metabolisme kalsium, termasuk hidroksilasi dari 1- hidroksikolekalsiferol menjadi vitamin D aktif, penurunan ekskresi ion hidrogen dan asidosis yang diakibatkannya, hiperpospatemia, hipokalsemia,dan hiperparatiroidisme sekunder yang diakibatkan, dan terakhir gangguan biokimiawi pospat oleh proses dialisis. Hiperparatiroidisme sekunder mempengaruhi 92% pasien yang menerima hemodialisis. Hiperparatiroidisme dapat berakibat antara lain menjadi tumor coklat maksila, pembesaran tulang basis skeletal dan mempengaruhi mobilitas gigi. Beberapa kelainan pada tulang yang lain antara lain adalah demineralisasi tulang, fraktur rahang, lesi fibrokistik radiolusen, penurunan ketebalan korteks tulang, dan lain-lain. Sedang pada gigi dan jaringan periodonsium antara lain, terlambat tumbuh, hipoplasi enamel, kalsifikasi pulpa, penyempitan pulpa, dan lain-lain.

  KESIMPULAN
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan yang disebabkan karena kekurangan insulin relatif maupun absolut : kurangnya output insulin dari pankreas, atau jaringan disekitarnya yang tidak responsif terhadap insulin. Diabetes adalah gangguan umum dengan disertai manifestasi oral yang berdampak pada kesehatan gigi dan ada kekhawatiran kemampuan manifestasi oral yangsangat mempengaruhi kontrol metabolisme dari diabetes. Diabetes dan periodontitis adalah dua penyakit kronis yang saling berhubungan. Periodontitis merupakan manifestasi klinis dari diabetes. Diabetes merupakan faktor resiko penting periodontitis. Periodontitis adalah penyakit kompleks, yang memiliki beberapa faktor penyebab yang memainkan peran simultan dan interaktif. Kehilangan tulang disebabkan oleh pembentukan biofilm bakteri , kemampuan bakteri dan produknya untuk menembus barrier epitel ke jaringan penghubung, respon host, dan faktor lingkungan seperti stress dan adanya penyakit sistemik seperti diabetes. Langkah pertama perawatan pasien dental dengan DM adalah menentukan tipe DM yang diderita, metode perawatan (diet, oral hypoglycemic, insulin, kombinasi), tingkat kontrol, dan adanya komplikasi DM. Perlunya untuk konsultasi dengan dokter umum atau internis yang merawat pasien.

KONSULTASIKAN SEGERA JIKA KAMU MENGALAMI MASALAH INI HANYA KEPADA DOKTER GIGI AGAR KAMU MENDAPATKAN TERAPI YANG TEPAT DAN TERBAIK UNTUK MENGEMBALIKAN KEPERCAYAAN DIRIMU


Yuk baca juga artikel terkait

  1. ULKUS TRAUMATIKUS DAN SAR MINOR

  2. TUSUK GIGI MEMBUAT KETERGANTUNGAN DAN SEBABKAN KERUSAKAN GIGI

  3. Cara menghilangkan jerawat secara alami

  4. 13 PENYEBAB BAU MULUT (HALITOSIS)

  5. ANDA HARUS TAU ...!!! CARA MENGATASI SAKIT GIGI DAN GIGI BERLUBANG


KONSULTASIKAN GRATIS @GIE_DENTALCARE ? klik disini



REFERENSI

1.      Casiglia. 2013. Oral Manifestations of Systemic Diseases. http://emedicine.medscape.com/article/1081029-overview#showall. Diakses tanggal 29 april 2016-04-29

2.      Setiati Siti, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing; Jakarta Pusat. Hal: 2316

3.      Leite et al. 2013. Oral Health adn Type 2 Diabetes. NIH Public Access

4.      Scully Crispian. 2012. Medical Problem in Dentistry. Singapore: Elsevier
5.      Sonis dkk. 1995. Principle and Practice of Oral Medicine. United states of america. W.B Saunders Company
6.      Carranza et al. 2012. Clinical Periodontology. 11th edition. Singapore: Elsevier

7.      Lecka Czernik and Fowlkes. 2016. Diabetic Bone Disease (Basic and Transasional Research and Clinical Applications). United States of America: Springer Hal 1, 98, 99
8.      Burket  et al. 2008. Oral Medicine Eleventh Edition. India: BC Decker Inc. Hal: 517

Comments

Baca Juga

KASUS ALVEOLEKTOMI

Laporan Kasus Odontektomi (TINJAUAN PUSTAKA + klasifikasi Molar IMPAKSI)

ANDA HARUS TAU SELURUH GIGI BAKAL RUSAK HANYA KARENA SATU GIGI HILANG

SCALLOPED TONGUE ATAU LIDAH BERLEKUK-LEKUK

FISSURED TONGUE OR LIDAH BERFISURRE

ULKUS TRAUMATIKUS DAN SAR MINOR

TUSUK GIGI MEMBUAT KETERGANTUNGAN DAN SEBABKAN KERUSAKAN GIGI

Ini Dia Ciri- Ciri Orang Pintar , Apakah Kamu Salah Satunya

Cara menghilangkan jerawat secara alami

13 PENYEBAB BAU MULUT (HALITOSIS)