2.10 Pembuatan Flap pada Tindakan Pembedahan
Flap merupakan pembukaan gingiva dan atau
mukosa yang dipisahkan dari jaringan di bawahnya untuk meluaskan lapang pandang
dan akses menuju tulang dan permukaan akar (Carranza, 2002).
Jenis Flap berdasarkan komponen jaringan antara lain (Barnes, 2002) :
a)
Flap Berketebalan Penuh (Flap Mukoperiosteal/ Full-Thickness Flap). Flap ini diindikasi untuk perawatan alveoplasti multiple dan fistula oroantral.
Flap mukoperiosteal ini terbentuk atas
gingival, mukosa, submukosa, dan periosteum. Flap ini dibuat dengan cara
memisahkan jaringan lunak dari tulang dengan pemotongan tumpul. Tekniknya
dengan cara pembuatan insisi serong ke dalam (internal bevel), dari dekat tepi gingiva ke arah puncak tulang
alveolar, dengan mempertahankan gingiva berkeratin sebanyak mungkin. Mata pisau
No.11,12b,15 atau 15c biasa digunakan untuk membuat insisi awal ini. Pisau
No.11 atau 15c dengan tangkai yang telah dimodifikasi dapat digunakan dengan
baik untuk membuat insisi di daerah lingual atau palatal. Insisi awal ini
sebaiknya diperluas ke sekeliling leher gigi dan daerah interproksimal untuk
mempertahankan tinggi jaringan papilla interdental untuk penjahitan. Kemudian
pisahkan jaringan dari tulang dengan elevator periosteal (rasparatorium) atau
chisel (blunt dissection), agar flap
dapat dibuka dan mudah digerakkan, serta memberi akses yang cukup ke
struktur–struktur di bawahnya, seperti puncak tulang, daerah cacat tulang,
sementum nekrotik, dll. Setelah itu dibuat insisi kedua mengelilingi setiap
gigi ke arah puncak tulang atau aspek koronal dari ligamen periodontium dengan
pisau bedah, chisel Fedi atau chisel Ochsenbein. Insisi kedua ini memutuskan
serabut gingiva suprakrestal dari permukaan gigi.
b)
Flap
Berketebalan Sebagian (Flap Mukosa/Partial-Thickness
Flap). Flap berketebalan sebagian terdiri atas gingiva, mukosa atau
submukosa, tetapi tidak termasuk periosteum. Flap ini dibuat dengan membuat
insisi tajam sampai ke dekat tulang alveolar, tetapi periosteum dan jaringan
ikat tetap dibiarkan melekat ke tulang dan menutupi tulang. Teknik untuk
melakukan flap ini hampir sama dengan teknik flap berketebalan penuh, kecuali
insisi awal dan cara merefleksi atau membuka flap yang berbeda.
Syarat-syarat pembuatan
flap(Pedersen, 1996):
a.
Insisi terletak pada
jaringan yang sehat.
b.
Mempunyai dasar atau
basis cukup lebar sehingga pengaliran daerah ke flap cukup baik.
c.
Lebar dibandingkan tepi bebasnya (insisi tambahan harus serong).
d.
Mempertahankan suplai darah (insisi sejajar dengan pembuluh darah untuk
memberikan vaskularisasi).
e.
Hindari retraksi flap yang terlalu lama
f.
Hindari ketegangan dalam penjahitan,
jahitan yang berlebih atau keduanya
g.
Persyarafan : Desain diusahakan menghindari saraf yang terletak didalam
terutama nervus mentalis.
h.
Pendukung : Tempatkan tepi sedemikian rupa sehingga terletak di atas
tulang (lebih kurang 3-4 mm dari tepi tulang yang rusak).
i.
Ukuran : ukuran flap seharusnya lebih besar dan jangan terlalu kecil
serta diperluas terlalu berlebihan
j.
Ketebalan : untuk flap periostal, periostum diambil secara menyeluruh
jangan sampai terkoyak dan pada waktu mengangkat flap jangan sampai tersobek.
Bentuk dari flap sangat mempengaruhi dalam
keberhasilan pembedahan, dimana terdapat beberapa macam bentuk flap yang dapat dibuat dan
dibuat tergantung dari daerah operasi dan besar lesi yang akan diambil, yaitu (BPSL, 2014);
a)
Insisi linear : Biasanya digunakan pada incisional biopsi, incisi pada
ekstirpasi mukokel, incisi pada
enukleasi kista, operasi sinus,dsb. Kedalaman incisi berkaitan dengan batas
dasar tempat operasi, tergantung pada operasi yang akan dikerjakan. Batas dasar
pada incisi di jaringan lunak adalah daerah yang normal didasar lesi patologis,
sementara pada bentukan kista, batas dasar incisinya adalah lokasi dimana kista
tersebut melekat
b)
Insisi Elips : Biasanya digunakan pada saat hendak melakukan open biopsi
atau pengambilan tumor epitelial seperti fibroma, papiloma, lipoma dsb
c)
Insisi Sirkuler : Digunakan pada saat melakukan operasi marsupialisasi
mandibula
d)
Insisi Marginal : Bentuknya berupa garis lurus yg ditarik pada
sepanjang gingival margin bagian
bukal/labial atau
lingual/palatal, memotong serabut periodontal & papila interdental. Syarat utama untuk jenis insisi marginal ini
adalah gusi & periodontal dalam keadaan sehat.
e)
Insisi Angular : Insisi angular atau sayatan bersudut adalah insisi
marginal yg dikombinasikan dgn insisi obliqie/sayatan miring.Sayatan miring dpt
dibuat di sisi mesial atau distal sesuai keperluan, yg dimulai dari ujung insisi marginal menuju ke arah forniks (muko-bukal/labial fold), membentuk
sudut + 120° dgn insisi marginal. Flap
angular yang diperoleh dari insisi angular.Flap jenis ini sering digunakan utk
odontektomi gigi molar bungsu rahang bawah. Flap angular hanya dilakukan di
bagian bukal ataun labial. Kontra indikasi utk bagian lingual atau palatal,
karena resiko terpotongnya arteri, vena & saraf penting.
f)
Insisi Trapesium : Insisi trapezoid atau sayatan trapesium adalah insisi marginal yg
dikombinasikan dgn 2 insisi oblique pada
kedua ujungnya.Sering digunakan pada bagian anterior maksila &
mandibula, seperti pada ekstirpasi kista, apikoektomi, apeks reseksi,
odontektomi gigi premolar, kaninus,
insisif & gigi supernumerary. Pada kasus ini prosedur alveolektomy dengan
melakukan insisi trapesium.
g)
Insisi U Shape : Insisi ini tidak melibatkan gingival margin sehingga
tidak mengganggu jaringan periodontal di
sekitar margin gusi.Insisi dilakukan berbentuk huruf “U” pada jarak yg cukup
dari gingival margin dgn maksud agar tidak merusak suplay darah
gingiva & membran periodontal. Flap “U” juga hanya diindikasikan untuk bagian anterior maksila & mandibula. Sering
digunakan untuk apikoektomi, apeks
reseksi & pengambilan ujung akar yg patah.
h)
Insisi Semilunar : Merupakan insisi berbentuk melengkung setengah lingkaran atau sering
disebut insisi semilunar atau semisirkuler. Insisi semilunar dibuat untuk
keperluan bedah yg membutuhkan lapangan
operasi tidak terlalu luas dan hanya pada bagian bukal/labial, kadang dilakukan
di bagian median palatal. Indikasi utk apikoektomi & apeksreseksi.
Bentuk
flap ini dibuat tergantung
dari pada daerah operasi dan besar bagian yang akan diambil. Apabila tepi
gingiva dari pada gigi termasuk dalam daerah flap, maka harus diinsisi dan
tidak boleh diangkat begitu saja. Untuk melepaskan flap harus dengan gerakan
yang halus.Pekerjaan yang tidak rapi akan menimbulkan trauma dan akan menyebabkan penyembuhan yang lama dan tidak
sempurna, dengan cara bekerja yang atraumatik akan dapat mempertahankan aliran
darah dari flap, sehingga flap tetap hidup dan baik terhindar dari terjadinya
nekrose
(BPSL,2014).
Gambar 9. Macam-macam bentuk flap a. linier, b. elips, c.sirkular, d. marginal,
e. angular, f. trapezoid, g. u shape, h. semi lunar (Sumber : BPSL, 2014)
Comments