Menarik Untuk Dibaca

KASUS ALVEOLEKTOMI

LAPORAN KASUS ALVEOLEKTOMI Seorang pasien perempuan berusia tahun datang ke RSGMP dengan keluhan ingin membuat gigi tiruan penuh pada rahang atas dan bawah . Dari pemeriksaan subjektif didapatkan bahwa pasien tidak memiliki kelainan penyakit sistemik dan alergi obat. Pada hari pertama datang, pasien dirujuk ke bagian prosthodonti untuk mem e riksakan apakah pembuatan gigi tiruan bisa dilakukan atau tidak. Pada pemeriksaan intraoral terlihat adanya penonjolan pada tulang tepatnya di ridge alveolar pada regio gigi 43 . Sewaktu di palpasi didapat adanya rasa sakit, runcing dantajam . Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien mempunyai eksostosis pada ridge alveolar pada regio gigi 44 , yang dapat mengganggu pada pembuatan gigi tiruan. BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar  Belakang Seseorang akan menggunakan gigi geligi permanen seumur hidupnya. Namun, gigi dapat hilang karena berbagai faktor penyakit gigi yaitu karies dan penyakit periodontal, atau proses penuaan

Laporan Kasus Odontektomi (LAPORAN KASUS )

BAB III

LAPORAN KASUS ODONTEKTOMI

Pasien perempuan berusia 27 tahun datang ke RSGMP  dengan keluhan gigi belakang kiri bawah terasa sakit, pipi sering tergigit sewaktu makan dan sering tersangkut makanan. Dari pemeriksaan subjektif didapatkan bahwa pasien tidak ada kelainan penyakit sistemik, dan tidak ada riwayat alergi obat. Saat datang ke RSGMP tampak tanda-tanda vital normal, dan keadaan mulut pasien baik. Pada hari pertama datang, dilakukan rontgen periapikal pada regio 8 untuk melihat keadaan gigi pasien. Pada hasil pemeriksaan penunjang, terlihat regio 48 terpendam dengan posisi buko angular atau dengan posisi klas I posisi A. Pasien didiagnosa sebagai gigi impaksi M3 rahang bawah pada regio gigi 48.

Data pasien

Nama                    :

Jenis kelamin        : Perempuan

Umur                    : 27 tahun

No RM                :

Alamat                 :

A.    Pemeriksaan Ekstra Oral : Muka (Simetris), Pipi (Simetris), Bibir (Simetris)

B.     Pemeriksaan Intra Oral  : Odontogram

A.    Diagnosa : Gigi 48 (Impaksi)

B.     Rencana Perawatan : Odontektomi

C.     Pemeriksaan Penunjang : Ronsent Periapikal dan Ronsent Panoramik

Gambar 14. Foto Intraoral pasien. Gambar 15. Foto Periapikal pasien  (Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Gambar 16. Foto Panoramik Pasien (S umber : Dokumentasi Pribadi)


A.   FRencana Perawatan :

1.         Siapkan alat dan bahan

Alat dan Bahan yang telah disterilkan

A.    Alat :


Gambar 17 . Alat standar : sonde lurus dan bengkok,kaca mulut ,pinset (sumber : https://www.slideshare.net/mobile.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)

Gambar 18. Handle blade (sumber : https://www.slideshare.net/mobile.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)

Gambar 19 .Blade no. 15 (sumber : https://www. slideshare.net/mobile.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)

Gambar 20. Respatorium(sumber : https:// www.slideshare.net/ mobile .diazfla/armamentarium-bedah-mulut)


Gambar 21. Bur tulang (sumber : https://www.slideshare. net/mobile.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)

Gambar 22. Low speed dan jika diperlukan sediakan juga high speed (sumber : https://www.slideshare.net/mobile.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)

Gambar 23. Spuit (sumber : https://www. Slideshare .net/mobile. diazfla/ armamentarium-bedah-mulut)

Gambar 24. Tang molar tiga (sumber : https://www. Slideshare .net/mobile. diazfla/ armamentarium-bedah-mulut)

Gambar 25. Bein (sumber : https://www. Slideshare .net/mobile. diazfla/ armamentarium-bedah-mulut)

Gambar 26. Bone file (sumber : https://www. Slideshare .net/mobile. diazfla/ armamentarium-bedah-mulut)

Gambar 27. Needle holder

Gambar 28. Penarik pipi

Gambar 29. Pinset sirugis


A.    Bahan

1.      Providine iodine

2.      Alkohol  70%

3.      Masker dan handscoon

4.      Air Syringe

5.      Pehacain dan adrenalin

6.      Kasa dan tampon

7.      Kapas

8.      Spongiostan

9.      Benang

10.  NaCl 0,9%

11.  H202

12.  Aquades

13.  Slaber

2.        Persiapan pasien dan operator

a.       Dudukkan pasien di dental unit pada posisi semi supine,  pada posisi demikian penderita akan merasa lebih nyaman, prosedur anestesi lebih mudah dilakukan, dan kemungkinan terjadinya vasovagal syncope dapat dikurangi. Kemudian operator menjelaskan kepada pasien tentang prosedur perawatan secara singkat serta membimbing pasien dalam mengisi informed consent.

b.      Pastikan bahwa pasien sudah makan, atau setidaknya tidak sedang merasa lapar, sebelum tindakan anestesi lokal

c.       Pasien dipasangkan slabber kemudian asepsis dilakukan baik kepada operator maupun pasien

-          Operator:  mencuci tangan, membuka perhiasan dan aksesoris tangan yang dipakai, memakai masker dan handscoon.

-          Pasien: asepsis intra oral dengan menggunakan larutan antiseptik (betadine) pada daerah kerja, dan ekstraoral menggunakan alkohol diolesi melingkari bibir dengan searah jarum jam.

3.        Tindakan Pembedahan

a.       Lakukan anastesi block anastesi dan infiltrasi anastesi, kemudian lakukan pengecekan dengan menggunakan ujung sonde apakah anastesi sudah berjalan atau belum (mati rasa)

b.      Lakukan pembuatan bleeding point untuk pembuatan mukoperiosteal flap

c.       Blade dipasang pada scalpel menggunakan bantuan klem atau needle holder sesuai cara pada gambar berikut. 


                            Gambar 30. cara pemasangan blade pada scapel (Sumber ; BPSL,2014)

d.       Lakukan pembukaan flap dengan menggunakan blade dengan gerakan yang pasti dan tajam.

e.      Buka perlekatan flap dengan menggunakan raspatorium dan dilakukan identifikasi gigi yang akan diambil.

Gambar 31 A.  Buat insisi marginal. B. Retraksi mukoperiosteal & buat flap envelope. C. Jika medan operasi kurang maksimal, tambahkan insisi angular. D. Retraksi mukoperiosteal & buat flap angular (sumber :https://adifkgugm.blogspot.co.id/2015/09/tekhnik-odontektomi-kedokteran-gigi)


F.       Buang tulang yang menghalangi secukupnya dengan menggunakan bur tulang dengan low speed.

G.      Kemudian dilakukan pengambilan gigi impaksi

H.       Lakukan tindakan ekstraksi dengan menggunakan tang ekstraksi.

Gambar 32 A. Hilangkan semua tulang yg menutupi mahkota gigi di bagian oklusal & bukal. B. Potong sebagian mahkota  distal  dgn arah pemotongan  agak  miring, kemudian   dikeluarkan   utk memperoleh ruangan agar gigi dpt diungkit ke arah distal.   Jika dibutuhkan, lebih baik membelah gigi menjadi dua bagian mesial & distal. C. Gunakan bein utk mengungkit gigi kearah supero-distal, kemudian dikeluarkan dari socket. (sumber :https://adifkgugm.blogspot.co.id/2015/09/tekhnik-odontektomi-kedokteran-gigi)

I.      Raba bagian tulang yang masih tajam dan dihaluskan dengan menggunakan bone file, setelah dihaluskan lakukan irigasi dengan larutan Nacl 0,9 %

J.       Kembalikan flap seperti semula kemudian dilakukan suturing dengan interupted suture.

K.      Instruksi pasca bedah dan medikasi kemudian pasein dipulangkan dan diberi obat

L.      Setelah 1 minggu apabila tidak ada inflamasi, jahitan dibuka ( Tjiptono, dkk, 1998).

            Setelah dilakukan tindakan prosedur bedah biasanya akan muncul keluhan. Hal ini wajar, salah satu keluhan yang mungkin terjadi adalah rasa ketidaknyamanan. Rasa ini dapat terjadi sebagai akibat adanya rasa sakit yang dialami pasein. Rasa ini dapat terjadi akibat adanya rasa sakit yang dialami pasein. Untuk menghilangkan rasa ketidaknyaman ini dapat diberikan obat penghilang rasa sakit.

Untuk sementara pasien dianjurkan untuk tidak memakan - makanan yang keras dan merangsang

1.      Pasien harus memakan - makanan yang lunak dan lembut terutama pada hari pertama pasca pembedahan. Pasien tidak boleh memakan - makanan yang panas karena dapat terjadinya pendarahan. Pasien baru boleh makan beberapa jam setelah pembedahan agar tidak mengganggu dan jangan mengunyah pada sisi yang dilakukan pembedahan.

2.      Banyak meminum air putih agar terhindar dari dehidrasi

3.      Pasien harus selalu menjaga kebersihan mulut, gigi disikat secara rutin dan diiringi dengan penggunaan obat kumur.

4.      Untuk mengurangi rasa sakit pasien diberi obat analgetik

5.      Untuk mempercepat masa penyembuhan pasien diberikan vit c

6.      Pasein tidak boleh merokok, karena dapat meningkatkan insiden terjadinya pendarahan dan dry socket (Ismardianita, 2013)






Comments

Baca Juga

KASUS ALVEOLEKTOMI

Laporan Kasus Odontektomi (TINJAUAN PUSTAKA + klasifikasi Molar IMPAKSI)

ANDA HARUS TAU SELURUH GIGI BAKAL RUSAK HANYA KARENA SATU GIGI HILANG

SCALLOPED TONGUE ATAU LIDAH BERLEKUK-LEKUK

TUSUK GIGI MEMBUAT KETERGANTUNGAN DAN SEBABKAN KERUSAKAN GIGI

Ini Dia Ciri- Ciri Orang Pintar , Apakah Kamu Salah Satunya

Cara menghilangkan jerawat secara alami

FISSURED TONGUE OR LIDAH BERFISURRE

ULKUS TRAUMATIKUS DAN SAR MINOR

13 PENYEBAB BAU MULUT (HALITOSIS)