BAB III
LAPORAN KASUS ODONTEKTOMI
Pasien perempuan
berusia 27 tahun datang ke RSGMP dengan keluhan gigi belakang kiri bawah terasa sakit, pipi sering tergigit sewaktu makan dan sering tersangkut
makanan. Dari pemeriksaan subjektif didapatkan
bahwa pasien tidak ada kelainan penyakit sistemik, dan tidak ada riwayat alergi obat. Saat datang
ke RSGMP tampak tanda-tanda vital normal, dan keadaan mulut pasien baik. Pada
hari pertama datang, dilakukan rontgen periapikal pada regio 8 untuk melihat keadaan gigi pasien.
Pada hasil pemeriksaan penunjang, terlihat regio 48 terpendam
dengan posisi buko angular
atau dengan posisi klas I posisi A. Pasien didiagnosa
sebagai gigi impaksi M3 rahang bawah pada regio gigi 48.
Data pasien
Nama :
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 27 tahun
No
RM :
Alamat :
A.
Pemeriksaan Ekstra
Oral : Muka
(Simetris),
Pipi (Simetris), Bibir (Simetris)
B.
Pemeriksaan Intra
Oral : Odontogram
A.
Diagnosa : Gigi 48 (Impaksi)
B.
Rencana Perawatan :
Odontektomi
C.
Pemeriksaan
Penunjang : Ronsent Periapikal dan Ronsent Panoramik
Gambar 14. Foto Intraoral pasien. Gambar 15.
Foto Periapikal pasien (Sumber :
Dokumentasi Pribadi)
Gambar 16. Foto Panoramik Pasien (S umber : Dokumentasi Pribadi)
A. F. Rencana
Perawatan :
1.
Siapkan alat dan bahan
Alat dan Bahan yang telah
disterilkan
A. Alat :
Gambar 17 . Alat standar : sonde
lurus dan bengkok,kaca mulut ,pinset (sumber :
https://www.slideshare.net/mobile.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)
Gambar 18. Handle blade (sumber :
https://www.slideshare.net/mobile.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)
Gambar 19 .Blade no. 15 (sumber :
https://www. slideshare.net/mobile.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)
Gambar 20. Respatorium(sumber :
https:// www.slideshare.net/ mobile
.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)
Gambar 21. Bur tulang (sumber : https://www.slideshare.
net/mobile.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)
Gambar 22. Low speed dan jika
diperlukan sediakan juga high speed (sumber :
https://www.slideshare.net/mobile.diazfla/armamentarium-bedah-mulut)
Gambar 23. Spuit (sumber : https://www. Slideshare .net/mobile. diazfla/
armamentarium-bedah-mulut)
Gambar 24. Tang molar tiga (sumber :
https://www. Slideshare .net/mobile. diazfla/ armamentarium-bedah-mulut)
Gambar 25. Bein (sumber : https://www. Slideshare .net/mobile. diazfla/
armamentarium-bedah-mulut)
Gambar 26. Bone file (sumber : https://www. Slideshare .net/mobile. diazfla/
armamentarium-bedah-mulut)
Gambar 27. Needle holder
Gambar 28. Penarik pipi
Gambar 29. Pinset sirugis
A. Bahan
1.
Providine iodine
2. Alkohol 70%
3. Masker dan handscoon
4. Air Syringe
5. Pehacain dan adrenalin
6. Kasa dan tampon
7. Kapas
8. Spongiostan
9. Benang
10. NaCl 0,9%
11. H202
12.
Aquades
13. Slaber
2.
Persiapan pasien
dan operator
a. Dudukkan
pasien di dental unit pada posisi
semi supine, pada posisi demikian
penderita akan merasa lebih nyaman, prosedur anestesi lebih mudah dilakukan,
dan kemungkinan terjadinya vasovagal syncope dapat dikurangi. Kemudian operator
menjelaskan kepada pasien tentang prosedur perawatan secara singkat serta
membimbing pasien dalam mengisi informed
consent.
b. Pastikan
bahwa pasien sudah makan, atau setidaknya tidak sedang merasa lapar, sebelum
tindakan anestesi lokal
c. Pasien
dipasangkan slabber kemudian asepsis dilakukan baik kepada operator maupun
pasien
-
Operator: mencuci tangan, membuka perhiasan dan
aksesoris tangan yang dipakai, memakai masker dan handscoon.
-
Pasien: asepsis intra
oral dengan menggunakan larutan antiseptik (betadine) pada daerah kerja, dan
ekstraoral menggunakan alkohol diolesi melingkari bibir dengan searah jarum
jam.
3.
Tindakan Pembedahan
a. Lakukan
anastesi block anastesi dan infiltrasi
anastesi, kemudian lakukan pengecekan dengan
menggunakan ujung sonde apakah anastesi sudah berjalan atau belum (mati rasa)
b. Lakukan pembuatan bleeding point untuk pembuatan mukoperiosteal
flap
c.
Blade dipasang pada scalpel menggunakan bantuan klem atau needle holder
sesuai cara pada gambar berikut.
Gambar 30. cara
pemasangan blade pada scapel (Sumber ; BPSL,2014)
d. Lakukan pembukaan flap dengan menggunakan blade dengan
gerakan yang pasti dan tajam.
e. Buka
perlekatan flap dengan menggunakan raspatorium
dan dilakukan identifikasi gigi yang akan diambil.
Gambar 31 A.
Buat insisi marginal. B. Retraksi mukoperiosteal & buat flap
envelope. C. Jika medan operasi kurang maksimal, tambahkan insisi angular. D.
Retraksi mukoperiosteal & buat flap angular (sumber
:https://adifkgugm.blogspot.co.id/2015/09/tekhnik-odontektomi-kedokteran-gigi)
F. Buang
tulang yang menghalangi secukupnya dengan menggunakan bur tulang dengan low
speed.
G. Kemudian
dilakukan pengambilan gigi impaksi
H. Lakukan
tindakan ekstraksi dengan menggunakan tang ekstraksi.
Gambar 32 A. Hilangkan semua tulang yg menutupi
mahkota gigi di bagian oklusal & bukal. B. Potong sebagian mahkota distal
dgn arah pemotongan agak miring, kemudian dikeluarkan
utk memperoleh ruangan agar gigi dpt diungkit ke arah distal. Jika dibutuhkan, lebih baik membelah gigi
menjadi dua bagian mesial & distal. C. Gunakan bein utk mengungkit gigi
kearah supero-distal, kemudian dikeluarkan dari socket. (sumber
:https://adifkgugm.blogspot.co.id/2015/09/tekhnik-odontektomi-kedokteran-gigi)
I. Raba
bagian tulang yang masih tajam dan dihaluskan dengan menggunakan bone file,
setelah dihaluskan lakukan irigasi dengan larutan Nacl 0,9 %
J. Kembalikan
flap seperti semula kemudian dilakukan suturing dengan interupted suture.
K. Instruksi
pasca bedah dan medikasi kemudian pasein dipulangkan dan diberi obat
L. Setelah
1 minggu apabila tidak ada inflamasi, jahitan dibuka ( Tjiptono, dkk, 1998).
Setelah dilakukan
tindakan prosedur bedah biasanya akan muncul keluhan. Hal ini wajar, salah satu
keluhan yang mungkin terjadi adalah rasa ketidaknyamanan. Rasa ini dapat
terjadi sebagai akibat adanya rasa sakit yang dialami pasein. Rasa ini dapat
terjadi akibat adanya rasa sakit yang dialami pasein. Untuk menghilangkan rasa
ketidaknyaman ini dapat diberikan obat penghilang rasa sakit.
Untuk
sementara pasien
dianjurkan untuk tidak memakan - makanan
yang keras dan merangsang
1. Pasien
harus memakan -
makanan yang lunak dan lembut terutama pada hari pertama pasca pembedahan.
Pasien tidak boleh memakan -
makanan yang panas karena dapat terjadinya pendarahan. Pasien baru boleh makan
beberapa jam setelah pembedahan agar tidak mengganggu dan jangan mengunyah pada
sisi yang dilakukan pembedahan.
2. Banyak
meminum air putih agar terhindar dari dehidrasi
3. Pasien
harus selalu menjaga kebersihan mulut, gigi disikat secara rutin dan diiringi
dengan penggunaan obat kumur.
4. Untuk
mengurangi rasa sakit pasien diberi obat analgetik
5. Untuk
mempercepat masa penyembuhan pasien
diberikan vit c
6.
Pasein tidak boleh
merokok, karena dapat meningkatkan insiden terjadinya pendarahan dan dry socket
(Ismardianita, 2013)
Comments