2.14 Komplikasi Pencabutan M3 Rahang Bawah Impaksi
Molar tiga bawah mempunyai frekuensi komplikasi
terbesar pada pencabutannya (Peterson, 2003).
Komplikasi yang terjadi berupa adanya akar yang bengkok, fraktur akar,
berpindahnya akar, fraktur rahang, subcutaneus emfisema dan perdarahan pasca
operasi. Juga terjadi infeksi pasca
operasdi berupa alveolitis (dry socket), terbentuknya abses, osteomyelitis dan
actinomycosis.
A.
Komplikasi intra
operatif
1. Perdarahan masif dapat terjadi.
Penanganannya dengan
penekanan dan penjahitan.
2. Fraktur
tuberositas maksila pada odontektomi molar tiga atas. Penanganannya penempatan
kembali fragmen dan ikat dengan penjahitan atau dental wire selama 3-4 minggu,
kemudian rencanakan untuk pencabutan gigi setelah terjadi penyembuhan dari
tuberositas atau pengeluaran fragmen dan penutupan luka dengan penjahitan
primer rapat.
3. Pada odontektomi
molar tiga atas atau kaninus atas. Gigi menembus dasar
sinus. Penanganannya tempatkan kembali gigi dan splint pada posisi tersebut,
lalututup dengan kassa yang dibasahi antiseptik yang akan dikeluarkan 2-3
minggu kemudian. Jika fistula 2-6 mm dilakukan pengurangan ujung
socket tulang dan penjahitan pinggirannya dengan metode delapan.
4. Pemindahan
tempat/displacement. Penanganannya hentikan prosedur secepatnya untuk mencegah
berpindahnya gigi ke jaringan yang lebih dalam. Lakukan rontgen paling sedikit
dari dua tempat untuk menentukan posisi dari gigiyang berpindah. Amati
tanda-tanda peradangan yang berhubungan dengan pindahnya gigi. Pemberian
analgesik dan antibiotik. Penjadwalan kembali untuk pengambilan fragmen
5. Fraktur
akar/mahkota. Penanganannya lakukan
rontgen foto untuk melihat posisi dari fragmen fraktur.
Pemberian analgesik dan antibiotik. Penjadwalan kembali untuk pengambilan
fragmen fraktur.
6. Fraktur
mandibula pada odontektomi molar tiga bawah.
7. Empisema
karena penggunaan tekanan udara yang berlebihan.
8. Kerusakan
jaringan lunak.
9. Cedera
pada N. Alveolaris inferior atau N. Lingualis.
10. Patahnya
alat bedah.
B.
Komplikasi
pasca bedah
1. Alveolitis
/Dry socket. Penanganannya dengan cara dilakukan irigasi dengan normal salin
dan diaplikasikan bahan-bahan yang bersifat analgesik seperti yang mengandung
eugenol
2. Perdarahan
sekunder
3. Trismus.
4. Edema.
Untuk pencegahan dapat diberikan kompres es segera setelah pembedahan selama 20
menit.
5. Parestesi
. Dapat ditanggulangi dengan pemberian neurotropik vitamin.
6. Problema
periodontal pada gigi sebelahnya.
7. Hematoma
8. Terbentuknya
abses
Abses
terbentuk dari invasi bakteri patogen pada daerah luka pasca oberasi. Resikonya bertambah bila ketika kondisi umum
pasien terinfeksi. Therapinya adalah
dengan insisi dan drainase walaupun belum terdapat fluktuasidan juga harus
terkofer antibiotik. Prosedur ini mempunyai
dua tujuan, yang pertama untuk drain pus dan membiarkan masuknya oksigen untuk
membunuh bakteri anaerob abses. Juga
penggunaan antibiotik jika pasien memperlihatkan gejala sistemik seperti
peningkatan suhu tubuh malaise.
9. Periostitis
Periostitis
terjadi setelah beberapa hari atau beberapa minggu setelah jahitan dibuka.
Ditandai dengan pembengkakkan yang keras di daerah bukal molar satu dan dua dan
adanya pus. Hal ini karena adanya
serpihan kecil dari tulang atau gigi diantara tulang dan periosteal flap.
Therapinya adalah dengan membuka kembali flap dan dilakukan kuretase serta irigasi dengan normal salin. Juga ditambah dengan pemberian antibiotik.
10. Osteomyelitis
Merupakan
komplikasi yang berat. Pada yang akut
pasien akan mengalami penderitaan berupa rasa sakit yang hebat, rasa sakit pada
tulang, trismus demam, dan malaise. Pada gambaran radiologis tampak daerah
clear sekitar symptom. Therapinya dengan antibiotik dosis tinggi, dan jika
infeksi akut sudah dapat diatasi dilakukan skueterektomi. Pada yang
kroniskomplikasinya hebat karena kadang-kadang berhubungan dengan rasa sakit
yang tidak bisa ditoleransi, paraestesi dan sangat sukar disembuhkan. Therapinya terdiri dari antibiotik dosis
tinggi dalam jangka waktu yang lama (kadang-kadang berbulan-bulan), pendekatan
pembedahan (pembuangan tulang nekrotik dan dekortifikasi), hiperbarik oksigen
bahkan reseksi mandibula.
Comments