BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Anatomi
Struktur anatomi molar tiga rahang bawah dikelilingi
tulang pada daerah bukal, lingual dan distal dari molar dua rahang bawah. Juga
terdapat komponen neurovaskular yang berhubungan atau berdekatan dengan molar
tiga rahang bawah (Ruslin, 2013).
Gambar 1. Anatomi molar tiga rahang bawah
(sumber : http://pocketdentistry.com/6-preoperative-planning/)
Komponen anatomi di daerah molar tiga
rahang bawah
·
Tulang
·
Canalis mandibularis
·
Jaringan lunak
·
Muskulus
·
M. buccinator
·
M. mylohyoid
·
M. temporalis
·
M. masseter
·
M. pterygoid medialis
·
Nervous
·
N. alveolaris inferior
·
N. lingualis
·
N. mylohyoid
·
N. buccalis
·
Vaskularisasi
·
Arteri alveolaris
inferior
·
Arteri lingualis
2.2 Etiologi Impaksi Molar Ketiga Rahang
Bawah
Gigi impaksi paling banyak terjadi pada gigi bungsu
atau molar ketiga. Proses pembentukan benih gigi bungsu diawali sebelum usia 12
tahun dan pertumbuhannya berakhir pada usia sekitar 25 tahun. Pada usia
tersebut gigi bungsu akan terbentuk sempurna. Secara garis besar proses
pertumbuhan gigi ke dalam rongga mulut, benih gigi akan menembus tulang
alveolar dan mukosa gingiva di atas benih gigi. Hal itu terjadi akibat dorongan
ke arah permukaan karena pertumbuhan/ pertambahan panjang akar gigi disertai
retraksi operkulum/gingiva yang semula menutupinya (Rahayu, 2014).
Etiologi gigi impaksi dapat diakibatkan baik secara
sistemik maupun lokal. Penyebab secara sistemik baik pada masa prenatal maupun
postnatal. Pada masa prenatal yaitu hereditary syndrome dan miscegenation.
Etiologi postnatal seperti; rickets, anemia, syphilis, tuberculosis dan
endocrine deficiencies. Etiologi penyebab gangguan pertumbuhan yaitu
oxycephaly, cleidocranial dysplasia, achondroplasia, progeria, cleft palate.
Kemudian etiologi pengaruh lokal adalah persistensi gigi sulung, malposisi
benih gigi, defisiensi lengkung rahang, gigi supernumerari, tumor odontogenik,
lokasi erupsi yang abnormal, inflamasi kronis penyebab
penebalan mukosa disekitar gigi, bone necrosis disease
seperti dikarenakan inflamasi atau abses, prematur ekstraksi dan tekanan dari
gigi sebelahnya, penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut,
perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anak-anak (Pell
and Gregory, 1993; Soelestiono, 2008 ).
Comments