BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Gigi impaksi adalah gagalnya sebuah gigi
untuk erupsi pada lengkung gigi pada waktu tertentu.Penyebab gigi tersebut
impaksi diantaranya diakibatkan gigi tetangganya, kepadatan tulang yang
melapisi, jaringan lunak yang mencegah sebuah gigi erupsi. (Peterson, 2003).
Gigi impaksi disebabkan adanya
perbandingan lebar lengkung rahang dan lebar lengkung gigi yang tidak tepat,
dimana lebar lengkung gigi lebih lebar dari lengkung rahang. Gigi yang umumnya impaksi adalah molar ke
tiga rahang atas dan rahang bawah, caninus rahang atas dan premolar dua rahang
bawah (Savitri, 2003).
Gigi molar ketiga bawah merupakan gigi yang sangat sering muncul dalam keadaan impaksi, pada kasus ini pencabutan gigi perlu dilakukan dengan metode
operasi pembedahan. Klinisi dokter
gigi biasanya menerima kasus
impaksi atau ektopik yang tidak ada penyebabnya. Faktor-faktor umum yang
menyebabkan gigi impaksi yaitu trauma, infeksi dan perkembangan yang abnormal.
Kasus impaksi molar ketiga mandibula lebih mudah pada saat pemeriksaan tetapi
pada saat dilakukan odontektomi lebih sulit daripada yang diperkirakan.
Komplikasi yang sering terjadi yaitu fraktur ujung akar gigi sertaadanya trauma
dan rusaknya kanalis mandibula (Savitri, 2003).
Etiologi gigi impaksi dapat disebabkanoleh
faktor primer dan faktor sekunder. Faktor
primer meliputi trauma pada gigi sulung, benih gigi rotasi, premature loss gigi sulung, dan erupsi gigi kaninus dalam celah pada
kasus celah langit-langit. Faktor
sekunder meliputi kelainan
endokrin, defisiensi vitamin D, dan
febrile diseases (Saleh, 2015).
Odontotektomi, pengangkatan gigi terpendam, perlu dilakukan pada
sebagian gigi impaksi. Sebagian gigi impaksi lainnya, dapat dibiarkan tanpa pembedahan
tetapi dengan perawatan dan pengawasan akan kemungkinan komplikasi yang
timbul. Tindakan odontektomi sendiri
juga dapat menimbulkan komplikasi. Tingginya prevalensi gigi bungsu yang
impaksi mengakibatkan frekuensi odontektomi meningkat tajam (Rahayu, 2014).
American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (AAOMS)
mengingatkan, sebelum mengambil keputusan odontektomi, haruslah dipertimbangkan
secara matang rasio risiko-manfaat, untuk tiap kasus. Dalam pengambilan
keputusan perlu diberikan penjelasan serta mendiskusikannya dengan pasien
(AAOMS) (Rahayu, 2014).
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah struktur
anatomi dari gigi molar tiga yang impaksi?
2.
Apa sajakah penyebab
terjadinya gigi impaksi?
3.
Apa sajakah klasifikasi
dari molar tiga impaksi?
4.
Bagaimanakah penatalaksanaan gigi 48 impaksi Klas I posisi A?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui struktur
anatomi dari gigi molar tiga yang impaksi
2.
Mengetahui penyebab
terjadinya gigi impaksi
3.
Mengetahui kalsifikasi
dari molar tiga impaksi
4. Untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan
odontektomi pada kasus pasien klas I posisi A.
1.4
ManfaatPenulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Makalah
ini diharapkan dapat memberi
informasi yang bermanfaat bagi masyarakat tentang
penatalaksanaan odontektomi yang dilakukan oleh mahasiswa coass .
2. Dapat
menambah ilmu pengetahuan mengenai SOP
Odontektomi di RSGM terutama mahasiswa preklinik
fakultas kedokteran gigi.
Comments