2.12 Pelaksanaan Tindakan Pembedahan
Tindakan yang perlu
dilakukan sebelum pembedahan:
1. Pemeriksaan
keadaan umum penderita, dengan anamnesa dan pemeriksaan klinis
2. Pemeriksaan
penunjang dengan foto rontgen, sehingga dapat mengevaluasi dan mengetahui
kepadatan dari tulang yang mengelilingi gigi, sebaiknya didasarkan pada
pertimbangan usia penderita, hubungan atau kontak dengan gigi molar kedua,
hubungan antara akar gigi impaksi dengan kanalis mandibula, dan morfologi akar
gigi impaksi, serta keadaan jaringan yang menutupi gigi impaksi, apakah
terletak pada jaringan lunak saja atau terpendam didalam tulang
3. Menentukan
tahapan perencanaan pembedahan yang meliputi:
a. Perencanaan
bentuk, besarnya dan tipe flap
b. Menentukan
cara mengeluarkan gigi impaksi, apakah dengan pemotongan tulang, pemotongan
gigi impaksi atau kombinasi keduanya
c. Perkiraan
banyaknya tulang akan dibuang untuk mendapatkan ruang yang cukup untuk
mengeluarkan gigi impaksi
d. Perencanaan
penggunaan instrumen yang tepat
e. Menentukan
arah yang tepat untuk pengungkitan gigi dan menyebabkan trauma yang seminimal
mungkin (Archer, 1975; Peterson, 2002)
Prosedur pembedahan molar tiga impaksi
untuk rahang bawah:
1. Anestesi
2. Insisi
dan pembuatan flap, dimana desain flap yang banyak digunakan yaitu:
a. Flap
insisi sulkus gigi molar kedua (flap envelop)
b. Flap
insisi sulkus gigi molar kedua dan gigi molar pertama (Flap envelop)
c. Insisi
sulkus gigi molar kedua dengan perluasan vestibular (Flap bayonet)
d. Flap
paramarginal gigi molar kedua dengan perluasan vestibular (Flap L- Shaped)
e. Flap
lingual
3. Pengambilan
Tulang
Bila gigi terpendam seluruhnya dilapisi
tulang, maka tulang dapat dibuang dengan bur atau pahat. Bur yang dipakai yaitu
bur yang bulat dan tajam, ada yang menyukai nomor 3-5 yaitu yang besar, apabila
banyak tulang yang harus dibuang. Tetapi harus disediakan juga bur kecil untuk
membuang tulang penghalang. Dilakukan irigasi disaat pengeburan dilakukan untuk
mengurangi panas yang timbul waktu mengebur, supaya tidak terjadi nekrose
tulang. Perlu diperhatikan bahwa tulang bagian lingual tidak diambil, karena
ada suatu modifikasi untuk mempercepat pengambilannya dapat dibuat suatu muko
osteoflap di sebelah lingual (tidak dilakukan dengan pengambilan lokal
anestesi) dan dilakukan bila gigi molar tiga terpendam mengarah ke lingual.
Dengan mengembalikan mukosanya maka tulang nya juga dikembalikan.
4. Pengambilan
Gigi
a. Pengambilan
secara intoto (dalam keadaan utuh), dengan cara membuang tulang yang
menghalangi dan cara ini membutuhkan pengambilan tulang yang lebih banyak dan
menimbulkan trauma yang lebih besar, tetapi pengebor tulang lebih mudah dari
pada pengebor gigi.
b. Pengambilan
secara inseparasi, gigi yang terpendam dibelah dan dikeluarkan
sebagian-sebagian. Disini kita akan menseparasir gigi, kita pisahkan korona
dari akar, kalau akar lebih dari satumaka dipisahkan dan akar yang telah
dipisah tersebut diambil satu persatu. Tujuannya memperkecil pengeboran tulang.
5. Pembersihan
Luka
a. Folikel
harus di bersihkan atau di buang, karena dapat menyebabkan kista residual.
b. Sisa
enamel organ harus dibersihkan untuk menghindari terjadinya kista residual.
c. Tepi
tulang yang runcing harus di haluskan dengan bur atau dengan bone file setelah
itu rongga dibersihkan dengna semprotan air garam fisiologis 0,9% agar pecahan
partikel-partikel tulang dapat keluar semua dan dihisap dengan suktor.
d. Alveolus
dapat di isi dengan terragas (drain), white head varnish, vasenol, bubuk sulfa.
Comments