Menyikat gigi adalah cara yang umum di anjurkan untuk
membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan tindakan
preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal.
Oleh karena itu, teknik menyikat gigi harus di mengerti dan dilaksanakan secara
aktif dan teratur. Ada beberapa teknik yang berbeda-beda untuk membersihkan
gigi dan memijat gusi dengan sikat gigi (Putri dkk, 2011).
1.  
Syarat Sikat Gigi
Syarat bulu sikat yang ideal
secara umum mencakupi :
a.      Tangkai : sikat gigi harus enak dipegang dan stabil,pegangan sikat harus
cukup lebar dan cukup tebal.
b.      Kepala sikat : jangan terlalu besar, untuk orang dewasa maksimal 25-29 mm
x 10 min; untuk anak-anak 15-24 mm x 8mm. Jikagigi molor kedua sudah erupsi
maksimal 20mm x7 mm; untuk anak balita 18mm x 7 mm.
c.       Tekstur : harus memungkinkan sikat digunakan dengan efektif tanpa merusak
jaringan maupun jaringan keras. Kelakuan tergantung pada diameter dan panjang
filamen, serta elastisitasnya. Sikat yang lunak tidak dapat membersihkan plak
dengan efektif, kelakuan medium adalah yang biasa dianjurkan. Sikat gigi
biasanya mempunyai 1600 bulu, panjang 11 mm, dan diameternya 0,008 mm yang
tersususn menjadi 40 rangkaian bulu dalam 3 atau 4 deretan (Putri dkk, 2011).
2.  
Teknik Menyikat Gigi
Menyikat  gigi  dengan 
menggunakan  sikat  gigi 
adalah  bentuk penyingkiran  plak 
secara  mekanis.  Berikut 
merupakan  beberapa metode
menyikat gigi (Putri dkk, 2011) : 
a.       
Metode Horizontal
Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan
dan ke belakang. Untuk permukaan oklusal gerakan horizontal yang sering disebut
“scrub brush technic”  dapat dilakukan dan terbukti merupakan cara
yang sesuai dengan bentu anatomis permukaan oklusal. Kebanyakan orang yang
belum diberi pendidikan khusus, biasanya menyikat gigi dengan teknik vertical
dan horizontal dengan tekanan yang keras. Cara-cara ini tidak baik karena dapat
menyebabkan resesi gusi dan abrasi gigi.
                   
Gambar
2.1 Teknik Penyikatan Horizontal 
Sumber  : Deaver
R. Importance and various tooth brushing technisques. Available from http://imuoralhealth.blogspot.com/2010/07/importance-and-various-tooth-brushing.html.,
diakses 30 Desember 2011.
b.       
Metode Vertical
Teknik vertikal dilakukan dengan kedua rahang
tertutup, kemudianpermukaan bukal gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke
bawah. Untuk permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan
mulut yang terbuka.
Gambar 2.2 Teknik Penyikatan Vertikal
Sumber : Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N,
Tahun2011. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. 
c.        
Metode
Roll atau Modifikasi Stillman
Teknik ini disebut “ADA-roll
Technic”, dan merupakan cara yang paling sering di anjurkan karena
sederhana tetapi efisien dan dapat digunakan diseluruh bagian mulut. Bulu-bulu
sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan
ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan sisi bulu sikat digerakkan
perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang dari kepala
sikat bergerak dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota
klinis, kedudukannya hamper tegak lurus permukaan email. Gerakan ini diulang
8-12 kali setiap daerah dengan sistematis sehingga tidak ada yang terlewat.
Cara ini terutama sekali menghasilkan pemijatan gusi dan juga di harapkan
membersihkan sisa makanan dari daerah interproksimal.
Gambar 2.3
Metode Modifikasi Stillman
Sumber  : Tooth
Brushing Techniques as Suggested by Dentists.
Available from http://www.onlinedentist.org/dental-tips/tooth-brushing-techniques-as-suggested-by-dentists., 
diakses 30 Desember 2011. 
d.       
Vibratory Technic 
Diantaranya adalah:
(a) teknik Charter, (b) teknik Stillman- McCall dan, (c) teknik Bass.
a.    Teknik Charter
Pada permukaan bukal dan labial, sikat di pegang dengan
tangkai dalam kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu diletakkan pada permukaan
gigi membentuk sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke
oklusal. Hati-hati jangan sampai menusuk gusi. Dalam posisi ini sisi dari bulu
sikat berkontak dengan tepi gusi, sedangkan ujung dari bulu-bulu sikat berada
pada permukaan gigi. Kemudian sikat ditekan sedemikian rupa sehingga
ujung-ujung bulu sikat masuk ke interproksimal dan sisi-sisi bulu sikat menekan
tepi gusi.
Sikat digetarkan dalam lengkungan-lengkungan kecil sehingga
kepala sikat bergerak secara sirkuler, tetapi ujung-ujung bulu sikat harus
tetap ditempat semula. Setiap kali dapat dibersihkan dua atau tiga gigi.
Setelah tiga atau empat lingkaran kecil, sikat diangkat, lalu ditempatkan lagi
pada posisi yang sama, untuk setiap daerah dilakukan tiga atau empat kali. Jadi
pada teknik ini tidak dilakukan gerakan oklusal maupun ke apical. Dengan
demikian, ujung-ujung bulu sikat akan melepaskan debris dari permukaan gigi dan
sisi bulu sikat memijat tepi gusi dan gusi interdental.
Permukaan oklusal disikat dengan gerakan yang sama, hanya
saja ujung bulu sikat ditekanke dalam ceruk dan fisura. Permukaan lingual dan
palatinal umumnya sukar dibersihkan kerena bentuk lengkungan dari barisan gigi.
Biasanya kepala sikat tidak dipegang secara horizontal, jadi hanya bulu-bulu
sikat pada bagian ujung dari kepala sikat yang dapat digunakan. 
Metode Charter merupakan cara yang baik untuk pemeliharaan
jaringan tetapi keterampilan yang dibutuhkan cukup tinggi sehingga jarang
pasien dapat melakukannya dengan sempurna.
Gambar 2.4 Metode Charter 
Sumber  : Deaver
R. Importance and various tooth brushing technisques. Available from http://imuoralhealth.blogspot.com/2010/07/importance-and-various-tooth-brushing.html.,  diakses 30 Desember 2011.
b.    Teknik Stillman-McCall
Posisi bulu sikat
yang berlawanan dengan Charter. Sikat gigi di tempatkan sebagian pada gigi dan
sebagian pada gusi, membentuk sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi
mengarah ke apical. Kemudian sikat gigi ditekankan sehingga gusi memucat dan
dilakukan gerakan rotasi kecil tanpa mengubah kedudukan ujung bulu sikat.
Penekanan dilakukan dengan cara sedikit menekuk bulu-bulu sikat tanpa
mengakibatkan friksi atau trauma terhadap gusi. Bulu-bulu sikat dapat ditekuk
ketiga jurusan, tetapi ujung-ujung bulu sikat harus pada tempatnya.
Metode
Stillman-McCall ini telah diubah sedikit oleh beberapa ahli, yaitu ditambah
dengan gerakan ke oklusal dari ujung-ujung bulu sikat, tetap mengarah ke
apical. Dengan demikian, setiap gerakan berakhir dibawah ujung insisal dari
mahkota, sedangkan pada metode yang asli, penyikatan hanya terbatas pada daerah
servikal gigi dan gusi.
 Gambar
2.5 Metode Stillman
Sumber
: Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu pencegahan
penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Hal 177. 
c.    Teknik Bass
Sikat di tempatkan dengan sudut 450 terhadap
sumbu panjang gigi mengarah ke apikal dengan ujung-ujung bulu sikat pada tepi
gusi. Dengan demikian, saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat dipijat.
Sikat digerakkan dengan getaran-getaran kecil ke depan dan ke belakang selama
kurang lebih 10-15 detik ke setiap daerah yang meliputi dua atau tiga gigi.
Untuk permukaan lingual dan palatinal gigi belakang agak menyudut (agak
horizontal) dan pada gigi depan, sikat dipegang vertical.
Gambar
2.6 Metode Bass 
 Sumber : Bhawani C. Bass toothbrushing technique for gingival and
subgingival cleaning. Available from http://dentistryforstudents.com/bass-toothbrushing-technique/.,  diakses 30 Desember 2011.
e.       
Teknik Fones atau Teknik Sirkuler 
Bulu-bulu sikat
ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan labial dengan gigi dalam
keadaan oklusi. Sikat digerakkan dalam lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi
dan gusi rahang atas dan rahang bawah disikat sekaligus. Daerah interproksimal
tidak diberi perhatian khusus. Setelah semua permukaan bukal dan labial
disikat, mulut dibuka lalu permukaan lingual dan palatinal disikat dengan
gerakan yang sama, hanya dalam lingkaran-lingkaran yang lebih kecil. Karena
cara ini agak sukar dilakukan di lingual dan palatinal, dapat dilakukan gerakan
maju-mundur untuk daerah ini.
f.         
Teknik Fisiologik
Untuk teknik ini
digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu yang lunak. Tangkai sikat gigi dipegang
secara horizontal dengan bulu-bulu sikat tegak lurus terhadap permukaan gigi.
Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa penyikatan gigi harus menyerupai
jalannya makanan, yaitu dari mahkota kearah gusi. Setiap kali dilakuakn
beberapa kali gerakan sebelum berpindah ke daerah selanjutnya.
Teknik ini sukar
dilakukan pada permukaan lingual dari premolar dan molar rahang bawah sehingga
dapat diganti dengan gerakan getaran dalam lingkaran kecil. Bulu-bulu sikat
gigi ditempatkan pada sudut kurang lebih 450 terhadap sumbu panjang
gigi ke arah okusal, kemudian dengan menggunakan tekanan bulu-bulu sikat
digetarkan di antara gigi-gigi disertai gerakan-gerakan rotasi kecil. Dengan
demikian, sisi dari bulu-bulu sikat berkontak dengan pinggiran gusi dan
menghasilkan pemijatan yang ideal. Setelah 3 atau 4 lingkaran kecil tanpa
mengubah posisi, bulu-bulu sikat diangkat dan diletakkan kembali pada posisi
yang sama. Prosedur ini dilakukan sampai seluruh permukaan bukal, labial, dan
lingual, serta interproksimal bersih. Permukaan oklusal dibersihkan dengan cara
menekan bulu sikat ke dalam ceruk dan fisura kemudian dilakukan gerakan
rotasi kecil, sikat diangkat dan diletakkan kembali. Prosedur ini harus
dilakukan berulang kali sampai seluruh permukaan kunyah menjadi bersih.
Usaha-usaha lain yang
dapat dilakukan untuk membantu mencegah pembentukan plak adalah memperbaiki
susunan gigi yang tidak rata, memperbaiki pinggiran restorasi yang
buruk,menghaluskan permukaan gigi yang kasar dan sebagainya dengan tujuan
mengurangi “plak traps” ,
tempat-tempat plak mudah terbentuk.
3.   Frekuensi Menyikat Gigi
Frekuensi penyikatan
gigi sebaiknya 3 kali sehari, setiap kali sesudah makan, dan sebelum tidur.
Namun, dalam praktiknya hal tersebut tidak selalu dapat dilakukan, terutama
pada siang hari ketika seseorang berada di kantor, sekolah, atau di tempat
lain. Manson (1971) berpendapat bahwa penyikatan gigi sebaiknya dua kali
sehari, yaitu setiap kali setelah makan pagi dan sebelum tidur. 
Lamanya penyikatan
gigi yang di anjurkan adalah minimal 5 menit, tetapi sesungguhnya ini terlalu
lama. Umumnya orang melakukan penyikatan gigi maksimum 2 menit. Cara penyikatan
gigi harus sistematis supaya tidak ada gigi yang terlewat, yaitu mulai dari
posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya(Putri
dkk,2011).
4.   Pasta Gigi
Pasta gigi biasanya
digunakan bersama-sama dengan sikat gigi untuk membersihkan dan menghaluskan
permukaan gigi-geligi, serta memberikan rasa nyaman dalam rongga mulut, karena
aroma yang terkandung di dalam pasta tersebut nyaman dan menyegarkan. Pasta
gigi biasanya mengandung bahan-bahan abrasif, pembersih, bahan penambah rasa
dan warna, serta pemanis, selain itu dapat juga ditambahkan bahan pengikat,
pelembab, pengawet. Fluor dan air. Bahan abrsif dapat membantu melepaskan plak
dan pelikel tanpa menghilangkan lapisan email.
Sumber Buku :
1.     
Putri MH, Herijulianti
E, Nurjannah N, (2011). Ilmu pencegahan
penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC; 2009, 59-60, 112-120.
 
 
Comments